Ngrajun, Banjarharjo- Kalibawang. Tingginya harga pupuk kimia dan issue krisis pangan menjadi salah satu kekhawatiran bagi para petani untuk dapat mengoptimalkan hasil pertanian, namun tidak bagi ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi. KWT yang berada Di Dusun Ngrajun, Desa Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang ini ternyata mempunyai potensi sumber daya pupuk organaik yang melimpah untuk meningkatkan hasil pertanian. Urine kelinci atau sisa sekresi dari hewan kecil ini merupakan bahan baku penyubur tanaman yang murah dan ramah lingkungan, Riset yang dilakukan Badan Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Kabupaten Bogor, pada tahun 2005 memperlihatkan urine kelinci mengandung unsur N, P, dan K masing-masing sebesar lebih tinggi 2,72%, 1,1% dan 0,5% daripada kotoran dan urine ternak lain seperti sapi, kerbau, domba, kuda, babi bahkan ayam. Pada tanggal 2 September 2022, ibu-ibu anggota KWT melakukan demonstrasi cara/ Demca untuk mengolah urine kelinci menjadi pupuk organik cair (POC) dengan pendampingan dari Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) BPP Kapanewon Kalibawang. Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat POC dalam 20 liter antara lain :
Alat :
- - Drum/
Ember yang dapat tertutup rapat
- -Kayu
Pengaduk
- -Gayung
Bahan
:
- -Urine
Kelinci 20 liter
- -Air
cucian beras/ leri 1 liter
- -Dekomposer
EM4 2-5 ml
- -Tetes
tebu 100-200 ml
- -Parutan
Empon-empon (jahe,kunyit, dll) 1 kg
Cara
Pembuatan
1. Campurkan
Tetes tebu dan EM4 dengan air secukupnya dan diamkan 5-10 menit untuk
menghidupkan bakteri pengurai
2. Siapkan
ember dan masukkan semua bahan kemudian aduk rata
3. Tambahakan
campuran 1 kemudian aduk kembali
4. Aduk
setiap 2 sekali dan kembali tutup rapat
5. Usahakan
proses pembuatan ditempat yang teduh
POC sudah bisa digunakan setelah 14 hari atau setelah bau
POC
sudah bisa digunakan setelah 14 hari atau setelah bau amoniak hilang. Untuk
dosis penggunaan POC untuk semprot dapat mencampurkan 1 liter POC dengan 10
liter air, sedangkan untuk kocor 1 liter POC untuk 1 liter air.
A. Yuantoni