Jumat, 07 Oktober 2022

KWT Sekar Wangi dan urine kelinci

 

        Ngrajun, Banjarharjo- Kalibawang. Tingginya harga pupuk kimia dan issue krisis pangan menjadi salah satu kekhawatiran bagi para petani untuk dapat mengoptimalkan hasil pertanian, namun tidak bagi ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi. KWT yang berada Di Dusun Ngrajun, Desa Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang ini ternyata mempunyai potensi sumber daya pupuk organaik yang melimpah untuk meningkatkan hasil pertanian. Urine kelinci atau sisa sekresi dari hewan kecil ini merupakan bahan baku penyubur tanaman yang murah dan ramah lingkungan, Riset yang dilakukan Badan Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Kabupaten Bogor, pada tahun 2005 memperlihatkan urine kelinci mengandung unsur N, P, dan K masing-masing sebesar lebih tinggi 2,72%, 1,1% dan 0,5% daripada kotoran dan urine ternak lain seperti sapi, kerbau, domba, kuda, babi bahkan ayam. Pada tanggal 2 September 2022, ibu-ibu anggota KWT melakukan demonstrasi cara/ Demca untuk mengolah urine kelinci menjadi pupuk organik cair (POC) dengan pendampingan dari Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) BPP Kapanewon Kalibawang. Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat POC dalam 20 liter antara lain :

Alat :

-      - Drum/ Ember yang dapat tertutup rapat

-       -Kayu Pengaduk

-       -Gayung

Bahan :

-       -Urine Kelinci 20 liter

-       -Air cucian beras/ leri 1 liter

-       -Dekomposer EM4 2-5 ml

-       -Tetes tebu 100-200 ml

-       -Parutan Empon-empon (jahe,kunyit, dll) 1 kg

Cara Pembuatan

1.     Campurkan Tetes tebu dan EM4 dengan air secukupnya dan diamkan 5-10 menit untuk menghidupkan bakteri pengurai

2.     Siapkan ember dan masukkan semua bahan kemudian aduk rata

3.     Tambahakan campuran 1 kemudian aduk kembali

4.     Aduk setiap 2 sekali dan kembali tutup rapat

5.     Usahakan proses pembuatan ditempat yang teduh

POC sudah bisa digunakan setelah 14 hari atau setelah bau

POC sudah bisa digunakan setelah 14 hari atau setelah bau amoniak hilang. Untuk dosis penggunaan POC untuk semprot dapat mencampurkan 1 liter POC dengan 10 liter air, sedangkan untuk kocor 1 liter POC untuk 1 liter air.

A. Yuantoni

 



Kamis, 22 September 2022

KT. Sidomaju optimalkan buat pakan fermentasi

        Tonogoro, Banjaroyo- Kalibawang Pada hari Sabtu tanggal 5 September 2022 melakukan uji coba pembuatan pakan fermentasi dari Hijauan Pakan Ternak (HPT) secara mandiri, adapun tujuan dari pembuatan pakan fermentasi ini adalah rencana tidak lanjut pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Ternak kegiatan Pemanfaatan Satuan Ruang Strategis (SRS) perbukitan menoreh yang bersumber dari kegiatan DAIS 2022 pada bulan Agustus yang lalu. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Koordinator kandang dan seksi pakan ternak dari 12 kandang yang akan menerima bantuan ternak kambing bligon, dimana diharapkan nantinya setiap kelompok mampu membuat pakan fermentasi pada masing-masing kandang yang mereka kelola. Dengan memanfaatkan HPT yang melimpah baik dari rumput odot, gama umami maupun rambanan yang tersedia ditiap kebun pengelola, mereka sangat antusias dan berharap nantinya pakan fermentasi ini dapat menjadi subsider dari pakan hijauan segar yang harus dicari setiap harinya. Dilihat dari fungsinya pemberian pakan fermenetasi adalah memperkaya nutrisi dan meningkatkan nilai gizi pada bahan lain yang nilai gizinya rendah, seperti hijauan atau rambanan yang umum diberikan dalam bentuk segar oleh peternak. Keberhasilan dari pembuatan pakan fermentasi terletak pada kandungan air pada bahan yang tersedia, misalnya untuk hijauan yang segar atau baru dipotong sebaiknya dilakukan pelayuan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air. Adapun proses pelayuan hijauan bisa dilakukan dengan diangin-anginkan ataupun dihamparkan ditempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung.



Proses fermentasi akan berjalan dengan baik apabila kadar air bahan yang akan fermentasi antara 25-30%, sedangkan untuk mengetahui tingginya kandungan air pada bahan fermentasi, petani dapat melakukan uji dengan cara menggengam kuat - kuat kemudian genggaman dibuka. Hasilnya bila menggumpal semua tapi tidak berair ditelapak tangan itulah kadar air yang tepat, namun apabila telapak tangan masih berair perlu ditambahkan bahan bahan kering seperti bekatul sampai dengan kadar air yang tepat (sapibagus.2016). Sedangkan untuk hasil fermentasi pakan yang sudah jadi mempunyai karakteritis bau yang khas.  A. Yuantoni

Selasa, 06 September 2022

BUDIDAYA TANAMAN DALAM POT

       PENDAHULUAN

Lahan pekarangan mempunyai potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan yang beranekaragam bagi keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya. Namun bagi masyarakat yang mempunyai lahan sempit dapat disiasati dengan penggunaan pot sebagai media tanam. Media ini selain dapat untuk membudidayakan tanaman juga dapat mempercantik pekarangan.

TUJUAN

}  Dapat diusahakan bagi orang yg tdk mempunyai lahan

}  Untuk keindahan/seni

}  Mudah dilakukan

}  Untuk usaha / Bisnis

}  Untuk kebutuhan keluarga

}  Menambah pendapatan 


JENIS TANAMAN

}  Tanaman sayuran: Cabe, Terong, Tomat, Sawi, Kobis, Sledri, Loncang, Kangkung, Slada, Bayam, dll

}  Tanaman Buah-buahan: Semangka, Melon, Jeruk, Mangga, Anggur, Strowbery, dll

}  Tanaman Palawija: Jagung, Kcg tanah, Kedelai

}  Tanaman Obat : Jahe, Kencur, Kunir, Temu, dll

}  Tanaman Hias : Bunga, Bonsai, dll


JENIS POT

}  Pot plastik/Polibeg

}  
Pot Kayu/ Papan

}  Pot Talang

}  Pot Pralon

}  Pot Kaleng

}  Pot Bambu

}  Pot dari semen

}  Pot dari bahan-bahan bekas


MODEL

}  Tanaman berjajar: Tanaman ditata rapi menurut selera masing

}  Tanaman bertingkat/Vertikulkur: untuk menghemat lahan yang terbatas dan keindahan


MEDIA TANAM

1.      Tanah

o   Subur

o   Tidak tercemar OPT

o   Tidak tercemar pestisida

o   Usahakan Tanah perawan mis: bawah rumpun bambu

2.      Pupuk Organik; berfungsi

o   Menyediakan nutrisi yang relatif lengkap (unsur mikro dan makro)

o   Media akan tetap gembur

o   Sebagai tempat tumbuh dan berkembang mikro organisme

o   Sebagai pengikat air

3.      Bahan tambahan:

o   Sekam/arang sekam, Pasir

o   Tanah lebih gembur

o   Aerasi udara dalam tanah menjadi lebih baik

o   Dapat berfungsi pula sebagi pupuk 


CARA PENANAMAN

}  Menyiapkan media (Tanah, Pupuk organik, Sekam)

}  Bila perlu dilakukan pengayakan media untuk membuang batu, kayu dan kotoran 

}  Media: tanah, pupuk organik dan sekam dicampur dengan perbandingan 1 : 1 : 0,5

}  Media masukkan  kedalam Pot

}  Pot jangan diisi penuh, sisakan 2-5 cm

}  Siram media sampai benar-benar basah

}  Diamkan 12-24 jam

}  Media siap untuk ditanami

}  Setelah tanam, tanaman disiram air

}  Pot kemudian ditata sesuai dengan selera

(Ery Setyowati, SP)








Senin, 06 Juni 2022

CARA PEMBUATAN PUPUK KOMPOS




I. BOKASHI
        1. Bahan          :
Ø  Pupuk Kandang yang sudah masak             :  250 Kg
Ø  Sekam Padi (Arang Sekam)/Serbuk Gergaji   :    50 Kg
Ø  Dedak / Katul                                            :    10 Kg
Ø  EM 4                                                        :    20 cc
Ø  Tetes tebu                                                 :    20 cc
Ø  Air                                                           :    10 Liter
Ø  Karung Bagor / Plastik                               :  secukupnya

            2. Cara Pembuatannya           :
Ø  Pupuk Kandang, Sekam Padi dan Dedak/Katul dicampur jadi satu diaduk
    hingga rata. ( Campuran I )
Ø  Air, EM 4 dan Tetes tebu dicampur dan diaduk hingga rata ( Campuran II )
Ø  Campuran I disiram dengan Campuran II sedikit demi sedikit hingga rata
    Betul ( apabila campuran II masih dirasa kurang bisa ditambah )
Ø  Hasil campuran I dan II tidak boleh terlalu basah dan tidak boleh terlalu
    kering ( apabila diremas pupuk bisa kempel dan air tidak menetes )
Ø  Setelah campuran selesai hasilnya disimpan ditempat yang kering dan
    ditutup dengan Karung Bagor / Plastik
Ø  Ditunggu 7 – 15 hari ( setiap 6 jam perlu dikontrol apabila bagian dalam
    terasa panas,kompos tersebut perlu diaduk dan dibuka sementara + 1 jam

    II. KOMPOS STARDEX
            1. Bahan          :
v  Pupuk Kandang yang sudah masak             : 250 Kg.
v  Sekam Padi / Serbuk Gergaji                       :   50 Kg.
v  Kapur Tohor                                              :   10 Kg.
v  SP36                                                        :     1 Kg.
v  Urea                                                         :     ½ Kg.
v  Stardex                                                     :     ½ Kg.

            2. Cara Pembuatannya           :
v  Pupuk Kandang, sekam padi, kapur tohor, SP36 dan Urea dicampur hingga
   rata betul.
v  Hasil campuran tersebut kemudian ditaburi dengan STARDEX hingga rata
   dan diaduk hingga rata
v  Setelah selesai dimasukkan dalam karung Bagor atau tempat lain
v  Setelah 7 – 15 hari kompos tersebut sudah dapat digunakan


 



Rabu, 18 Mei 2022

BUDIDAYA KEDELAI


Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai. Tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.


PENGOLAHAN TANAH

·         Tanah dibajak, digaru dan diratakan, atau tanpa olah tanah untuk lahan bekas sawah.

·         Sisa-sisa gulma dibenamkan

·         Buat saluran air dengan jarak sekitar 3-4 m


 PENANAMAN

·         Benih dicampur Legin (Rhizobium ) untuk tanah yang belum pernah ditanami kedelai

·         Buat jarak tanam antar tugalan berukuran 30 x 20 cm, 25 x 25 cm atau 20 x 20 cm

·          Buat lubang tugal sedalam 1 cm dan masukkan biji 2-3 per lubang

·         Tutup benih dengan tanah gembur atau pupuk organik dan tanpa dipadatkan

·         Waktu tanam yang baik akhir musim hujan

 

PENJARANGAN & PENYULAMAN

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari, benih yang tidak tumbuh diganti atau disulam dengan benih baru yang akan lebih baik jika dicampur Legin. Penyulaman sebaiknya sore hari.


PENYIANGAN

Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, ke-2 pada saat tanaman selesai berbunga (sekitar 6 minggu setelah tanam). Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2.


PEMBUBUNAN

Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

PEMUPUKAN

Contoh jenis dan dosis pupuk sebagai berikut :


Waktu

Dosis Pupuk Makro

(per ha)

Urea

(kg)

SP-36

(kg)

KCl

(kg)

2 Minggu Setelah Tanam

50

40

20

6 Minggu Setelah Tanam

30

20

40

Total

80 kg

60 kg

60 kg

 

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.


 PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT

 

1. Aphis glycine
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) buang bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami (predator maupun parasit).

2. Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.

3. Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.

4. Kepik polong (Riptortis lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

5. Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.

6. Kepik hijau (Nezara viridula)
Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.

7. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian
dapat dengan cara sanitasi.

8. Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)
Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan pergiliran tanaman.

9. Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam varietas tahan
.

10. Anthracnose (Colletotrichum glycine )
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian
, perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat.

11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)
Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian
, menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit.

12. Busuk batang (Cendawan Phytium Sp)
Gejala : batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati. Pengendalian
, memperbaiki drainase lahan.

 

PANEN DAN PASCA PANEN

 

·           Lakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.

·           Perlu diperhatikan, kedelai sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk benih umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.

·           Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.

·           Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.


 ( Ery Setyowati, SP)